Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2025

Penyesalan didalam perpisahan

Gambar
Kesalahan di Dalam Perpisahan Di trotoar basah kota, di bawah selimut gelap malam, Bukan hanya hujan yang deras, tapi penyesalan yang mendalam. Aku berdiri sendirian, terhuyung dalam hening, Menengadah ke langit, biarkan tetes membasuh kering. Setiap bulir air jatuh, seolah jutaan kenangan terpapar, Membawa kembali serpihan kisah yang kini telah pudar. Kita duduk berhadapan, dua jiwa yang dulu terjalin, Membicarakan sebuah akhir, seolah kita paling yakin. Setiap argumen dipertajam, seolah ada yang harus menang, Masing-masing menyusun alasan, mengabaikan hati yang bimbang. Kita lupa mendengar, lupa menatap mata yang bertanya, Menukar janji abadi dengan kata-kata yang penuh duka. Terlalu banyak yang tak terucap, terlalu banyak yang disimpan, Hingga ruang di antara kita terasa semakin sempit, mencekam. Kesalahan kita, kasih, bukan pada takdir yang terjal, Bukan pada jarak yang membentang atau impian yang gagal. Bukan pada perbedaan yang perlahan muncul di tengah ja...

ATAS NAMA

Gambar
Atas nama Atas nama sunyi yang mengeja ruang Aku berdiri, tiada bayang menyilang Dinding kusam, saksi bisu waktu yang terbang Hanya hembusan angin, di telinga berdendang. Atas nama sepi yang melukis hati Jejak langkah kian pudar, tak ada yang menanti Meja kayu kosong, cangkir kopi dingin, Cerita usang, tak lagi berangin. Atas nama rindu yang tak bernama Bening mata mencari, tiada jelaga Hanya gema tanya, "Apakah ia baik saja?" Tanpa jawaban, hanya hampa yang berjaga. Atas nama aku, sendiri dalam diam Menyusun kepingan mimpi, yang kini suram Dulu pernah ada tawa, kini terbenam Sendirian di batas waktu, tak bisa berendam. Atas nama apa lagi, harus kubertahan? Ketika setiap hari, adalah sebuah bayangan Mengikuti jejak langkah, tanpa tujuan Atas nama sendiri, menunggu harapan. Atas nama jejak kaki yang hilang di pasir Atas nama detik yang membeku, tak mengalir Atas nama senja, yang selalu berakhir Aku sendirian, di batas waktu yang getir. Tangerang, 11-10-2025

Si Paling Pribumi

Gambar
Si Paling Pribumi Dialah pengukur kedalaman akar, validator keaslian darah. Jari telunjuknya selalu terangkat, menunjuk setiap helai peta di dinding sejarah, seolah garis khatulistiwa itu ia yang menariknya. Dia, Si Paling Pribumi , yang lisannya adalah patok batas. Setiap pagi, ia menyeduh kopi sambil mengunggah status tentang kemurnian , tetapi sarapannya adalah sereal impor dengan topping gaya asing. Siangnya, ia berteriak tentang nasionalisme, menuntut semua kembali ke tradisi, sementara dia sendiri lupa cara menenun tikar, dan lebih mahir bermain game online dari konsol luar. Ketika ada festival budaya, dialah yang paling depan, berfoto dengan pakaian adat yang disewa. Tentu saja, ia akan mengunggahnya dengan caption tentang bagaimana "kita harus menjaga warisan leluhur," namun setelah swafoto selesai, ia buru-buru melepasnya karena gatal, lalu pergi ke mal yang arsitekturnya meniru gaya Eropa. Dia membenci "intervensi asing," tetapi gawai, kenda...